Sejarah Hemofilia
Talmud, yaitu sekumpulan
tulisan para rabi Yahudi, 2 abad setelah masehi menyatakan bahwa seorang
bayi laki-laki tidak diharuskan dikhitan jika dua kakak laki-lakinya
mengalami kematian akibat dikhitan. Selain itu seorang dokter asal arab ,
Albucasis, yang hidup pada abad ke-12 menulis tentang sebuah keluarga
yang setiap anak laki-lakinya meninggal setelah terjadi perdarahan
akibat luka kecil.
Pada tahun 1803, Dr.John Conrad Otto, seorang dokter asal
Philadelphia menulis sebuah laporan mengenai perdaran yang terjadi pada
suatu keluarga tertentu . Ia menyimpulkan bahwa kondisi tersebut hanya
diturunkan pada pria. Ia menelusuri penyakit tersebut pada seorang
wanita dengan tiga generasi sebelumnya yang tinggal dekat Plymouth, New
Hampshire pada tahun 1780.
Kata Hemofilia pertama kali muncul pada sebuah tulisan yang ditulis
oleh Hopff di Universitas Zurich , tahun 1828. Dan menurut ensiklopedia
Britanica , istilah hemofilia (haemophilia) pertama kali diperkenalkan
oleh seorang dokter berkebangsaan Jerman, Johann Lukas Schonlein
(1793-1864), pada tahun 1928.
Hemofilia juga disebut dengan "The Royal Diseases" atau penyakit
kerajaan. Ini disebabkan Ratu Inggris, ratu Victoria (1837-1901) adalah
seorang pembawa sifat/carier hemofilia. Anaknya yang kedelapan, Leopold
adalah seorang hemofilia dan sering mengalami perdarahan. leopold
meninggal dunia akibat perdarahan otak pada saat ia berumur 31 tahun.
Salah seorang anak perempuan Victoria yaitu Alice, ternyata
adalah carier hemofilia dan anak laki-laki dari Alice , Viscount
Trematon, juga meninggal akibat perdarahan otak pada tahun 1928. Alice
dan Beatrice , adalah carier dan merekalah yang menyebarkan penyakit
hemofilia ke spanyol, jerman dan keluarga Kerajaan Rusia.
Pada abad ke 20 , para dokter terus mencari penyebabtimbulnya
hemofilia. Hingga mereka percaya bahwa pembuluh darah dari penderita
hemofilia mudah pecah. Kemudian pada 1937, dua orang dokter dari Harvard
, Patek dan Taylor menemukan pemecahan masalah pada pembekuan darah,
yaitu dengan menambahkan suatu zat yang diambil dari dalam darah. zat
tersbut disebut dengan "anti -hemophilic globulin". Ditahun 1944,
Pavlosky, seorang dokter dari Buenos Aires, Argentina, mengerjakan suatu
uji coba laboratorium yang hasilnya memperlihatkan bahwa darah dari
seorang penderita hemofilia dapat mengatasi masalah pembekuan darah pada
penderita hemofilia lainya dan sebaliknya. Secara kebetulan, ia
menemukan dua jenis penderita hemofilia dengan masing-masing kekurangan
zat protein yang berbeda- Faktor VIII dan Faktor IX. Dan hal ini di
tahun 1952, menjadikan hemofilia A dan hemofilia B sebagai dua jenis
penyakit berbeda.
Pada tahun 1960-an , cryoprecipitae ditemukan oleh Dr.Judith
Pool. Dr.Pool menemukan bahwa pada endapan di atas plasma yang mencair
mengandung banyak faktor VIII dapat dimasukkan pada penderita yang
kekurangan , untuk menanggulangi perdarahan yang serius. Bahkan
memungkinkan melakukan operasi pada penderita hemofilia.
Walaupun Hemofilia telah dikenal lama diilmu dunia kedokteran,
namun baru pada tahun 1965, diagnosis melalui laboratorium baru
diperkenalkan oleh Kho Lien kheng. Diagnosis laboratorium yang
diperkenalkanya menggunakan Thromboplastin Generation test (TGT), selain
pemeriksaan waktu perdarahan dan masa waktu pembekuan darah. Pada saat
itu pemberian darah lengkap segar merupakan satu-satunya carapengobatan
yang tersedia dirumah sakit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar